Kisah Pilu di Balik Terbentuknya Tugu Abel
Untuk para pendaki Gunung Marapi yang hampir mendekati puncak merpati pasti pernah beristirahat di sekitaran Tugu Abel.
Tugu Abel lokasinya berada pada posisi menyerong menghadap puncak merpati. Tugu penuh sejarah ini ditandai sebagai penanda jalur untuk naik maupun turun para pendaki dari cadas ataupun yang mau ke cadas.
Sejarah terbentuknya Tugu Abel tentu masih membekas hingga saat ini bagi para pendaki yang saat itu mendaki bersama sosok Abel Tasman.
Abel Tasman tersebut adalah salah seorang anggota dari konunitas JIPALA dan alumni SMA 6 Padang.
Abel Tasman menghembuskan napas terakhirnya di Puncak Merpati pada 5 Juli 1992, pukul 09.15 WIB.
Pada saat itu, Gunung Marapi tiba-tiba meletus, memancarkan awan panas bersama debu, disertai dentuman keras. Para pendaki di sekitar lokasi segera berlarian, menyebar, dan turun dari Puncak Merpati.
Abel dan Sulastri berada sekitar 10-15 meter dari Puncak Marapi pada saat itu. Setelah Gunung Marapi tidak lagi melemparkan batu dan asap, terdengar suara meminta tolong dari Sulastri. Para pendaki segera bergegas menolongnya.
Setelah Sulastri mendapatkan pertolongan, dia menyadari bahwa Abel Tasman, temannya, sudah terkapar tak berdaya di cadas.
Salah satu saksi, Erni Incek, menceritakan bahwa dia melihat batu seukuran bola kaki mengenai samping kepala Abel.
Erni sendiri terkena batu panas seukuran buah rambutan yang melukai lengan kanannya. Para pendaki lainnya turun ke bawah untuk mengevakuasi dan memberikan perawatan kepada yang terluka setelah melihat Abel yang sudah tak bernyawa.
Pendaki lain mengatakan bahwa setelah semua pendaki turun, disimpulkan bahwa satu-satunya korban jiwa adalah Abel.
Pada keesokan harinya, tanggal 6 Juli 1992, Tim SAR melakukan evakuasi dan menemukan jasad Abel. Namun, saat ditemukan, Abel sudah meninggal karena terkena benda keras di kepala.
Tugu atau prasasti untuk mengenang Abel Tasman didirikan sekitar tahun 1993-1994, dengan kurang lebih 100 pendaki yang ikut serta dalam pemasangannya, menciptakan momen yang mengharukan. (*)