SEWAKTUPLUS -- Pada tanggal 4 Juli 2024, pernikahan Ayus Sabyan dan Nissa Sabyan yang dilakukan secara diam-diam akhirnya terungkap ke publik.
Kabar ini mengejutkan banyak pihak, terutama mantan istri Ayus, Ririe Fairus, yang merasa dikhianati karena Nisa diduga menjadi orang ketiga dalam rumah tangga mereka.
Sebelumnya, Ririe sempat menangis saat berbicara dengan adik Ayus, memastikan bahwa meskipun Ayus telah memiliki pasangan baru, mereka tetap bersaudara. Ririe mengaku sudah mengetahui pernikahan Ayus dan Nissa jauh sebelum kabar tersebut terungkap.
Pernikahan tersebut berlangsung dengan mahar uang Rp 500.000 dan emas 3 gram, disaksikan oleh lebih dari sepuluh orang, termasuk ayah Nissa, Haji Komar.
Jauh sebelum pernikahan mereka terungkap, kedekatan Ayus dan Nissa sudah menjadi sorotan publik. Nissa, yang merupakan vokalis grup Sabyan Gambus yang dimotori oleh Ayus, disebut-sebut sebagai orang ketiga di balik keretakan rumah tangga Ayus dan Ririe.
Ririe pun tidak menutup rasa sakit hatinya. Dalam sebuah kesempatan, ia mengungkapkan rasa kecewanya dan menyatakan bahwa ia tidak ingin lagi terlibat dalam kehidupan Ayus dan Nissa.
Baca Juga: Nadin Amizah Bagikan Momen Romantis Saat Diberi Cincin oleh Faishal Tanjung di Taman
Meskipun begitu, ia berusaha mengikhlaskan semuanya dan berfokus pada kehidupannya sendiri, berdoa agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Ia juga memaafkan kekhilafan yang pernah terjadi dalam hidupnya.
Ayah Ririe, Haji Oji, juga menyatakan kekecewaannya. Ia menegaskan bahwa ia baru mengetahui pernikahan Ayus dan Nissa dari pihak lain, bukan dari mulut mantan menantunya langsung.
Sementara itu, ayah Nissa, Haji Komar, sempat menampik kabar bahwa putrinya menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Ayus dan Ririe. Namun, pernyataan tersebut kembali diungkit setelah pernikahan Nissa dan Ayus terungkap ke publik.
Riri sendiri mengungkapkan bahwa ia sudah memaafkan masa lalu dan tidak lagi terikat dengan perasaan kecewa atau marah. Ia berfokus pada kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anaknya, serta mengikhlaskan apa yang sudah terjadi.