SEWAKTUPLUS -- Vadel Alfajar Badjideh mendampingi keluarganya untuk melaporkan dugaan fitnah yang mencemarkan nama baik mereka.
Bapak Umaraj, sebagai pelapor, menyampaikan bahwa ia merasa nama baiknya dirugikan akibat pernyataan yang tersebar di media sosial, seperti YouTube dan TikTok. Fitnah-fitnah tersebut, menurutnya, tidak hanya menyasar dirinya secara pribadi, tetapi juga melibatkan keluarga.
"Kenapa orang tua harus ikut dilibatkan? Ini sangat disayangkan," ujar Umaraj. Ia menegaskan bahwa urusan anak-anak muda seperti Vadel dan Loli seharusnya diselesaikan oleh mereka sendiri tanpa melibatkan pihak keluarga.
Baca Juga: Mix & Match Busana Thrifting: Tetap Fashionable dengan Anggaran Hemat
Vadel, yang mendampingi orang tuanya, mengaku tujuan kedatangannya adalah untuk melaporkan ibunda Loli. Ia menilai pernyataan-pernyataan yang disampaikan telah menyerang keluarganya secara tidak adil.
"Keluarga saya tidak pernah menyinggung mereka, tapi kenapa keluarga saya yang diserang?" ujar Vadel.
Ia menambahkan bahwa tuduhan dan komentar negatif dari ibunda Loli berdampak besar, terutama ketika narasi tersebut dianggap sebagai fakta oleh publik. "Banyak netizen yang ikut menyerang keluarga saya karena fitnah ini," lanjutnya.
Baca Juga: Marion Jola Tampil Memesona di Gala Premier Wicked, Wawancarai Ariana Grande dan Cynthia Erivo
Ketika ditanya apakah ia menyesal dengan hubungan yang telah dijalani bersama Loli, Vadel menjawab bahwa ada penyesalan, terutama karena keluarga ikut terkena dampaknya. Meski begitu, ia berharap situasi dapat berubah.
"Kalau Loli berubah, keluarga saya juga bisa menerimanya. Tapi hingga kini, masalahnya terus berlanjut."
Vadel juga mengapresiasi upaya pihak kepolisian yang bergerak cepat dalam menangani laporan tersebut. "Kami tidak meminta semuanya berjalan terburu-buru, yang penting prosesnya berjalan dengan baik," tutupnya.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Maudy Effrosina, Fadly Faisal Kejutkan dengan Keakraban yang Go Public
Sebagai langkah lanjutan, Umaraj bersama komunitasnya berencana mendatangi Komisi Komunikasi dan Digital Republik Indonesia untuk meminta penutupan akun-akun media sosial yang dianggap mempromosikan kebencian dan fitnah.
"Ini demi memperbaiki cara komunikasi di ruang digital. Jangan sampai anak-anak muda terus terpapar konten seperti ini," tegasnya.